Kamis, 04 Juni 2009

TAKWA

Akhirnya!!!!!!
Saya menemukan Jawabannya!!!!!!
Eureka!!!!!

Sebelas hari yang lalu. Diruang yang penuh kebisingan. Dimana teriakan kucing2 biadab merusak telinga. Tapi, jika itu tak ada membuat saya linglung seperti tak tahu ada dimana. Ketika itu aku meradang. Terhentak oleh sebuah kata "Takwa". Mereka bilang Taqwa itu menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya. Aku tak puas dengan definisi ini. Aku tak puas. Sungguh aku tak PUAS.

Dari sebuah kajian tentang ayat-ayat di buku petunjuk kehidupan. Terletak di ujung ayat, biasanya. Walau belum baca semuanya boleh lah saya berkesimpulan demikian. Beginilah bunyinya : ".... agar kamu bertaqwa". Titik-titik didepan biasanya menunjukan perintah atau larangan Dia (maaf kalau terkesan dangkal). karena tak paham sepenuhnya sebenarnya.

Saya berkesimpulan dalam pikiran saya sendiri tentunya. Bukankah karena menjalankan ibadah itu agar manusia bertaqwa?????? Lalu apa itu Taqwa???? "Takwa itu menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya" kata mereka. Hah bolak balik bekok atuh etamah....

Tapi itulah yang diajarkan semenjak SD. Dan saya tetap tak PUAS!!!

Dan akhirnya, bisa berteriak eureka!!!!!! Di sebuah pengajian. Minggu pagi, dengan terkantuk tentunya. Tapi maaf, bukan dengan niat karena Tuhan semata sebenarnya. Niatnya karena seorang wanita. Hahaha, wanita luar biasa pastinya. Dan bukankah wanita itu diciptakan oleh Tuhan? jadi karena Tuhan juga lah pengajian itu kudatangi. Sepakat??? Dan tanpa keduanya mana mungkin saya mendapatkan jawaban ini.

Sang ustad menjelaskan dengan baik. Dia mempermainkan kondisi psikologis ku dengan baik. Mungkin juga dirasakan oleh orang-orang disampingku. Wejangannya bisa membuat kami senang karena pujian luar biasa. Tapi bisa berubah seketika, sedikit kata membuat kami malu luar biasa. Pada diri saya sendiri tentunya. Tubuhnya pendek, suaranya lembut, rapih. Sejuk dimata. Selalu berkata "punten" pada siapa saja. Sial, Luluh hati ku dibuatnya.

Akhirnya dia mulai berbicara. Dengan ucapan keselamatan untuk kami semua. Saya menjawab seperti biasanya. Takut dosa kalo tidak menjawab. Lalu berdoa, semoga Tuhan memberkahi kita.

Takwa itu menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya. Ohhh, kata-kata ini lagi.Teruskan pembicaran mu wahai ustad jangan hanya sampai disini. Jangan biarkan aku tidak puas kembali. Tapi, akhhh, masa harus menerima ini??? Hagh, sudahlah aku menyerah karena pikiran ku pun buntu.

Orang yang takwa memiliki sifat "konaah". Itu bahasa arab. Rasa kecukupan bahasa indonesianya. sesuatu yang baru. Dan sangat melegakan hati. Teringat note si Listi "I ever felt so sad by not having shoes until I meet person that have no feet. . ." dari Denis Waitley. Kata yang pas dan jelas.

Penjelasan ini bisalah saya terima. Rasa yang susah saya atributkan pada diri saya sendiri. sudahkah saya, anda, dan orang yang anda cintai memiliki rasa kecukupan?

Hati-hati dan waspada. itu mencirikan orang yang bertakwa. Dia menjelasakan hati-hati dengan perumpamaan menjaga kolor bin celana dalam alias cangcut. Orang yang berhati-hati terhadap kotoran mengganti si kolor bin celana dalam alias cangcut ketika akan solat. kenapa??? Betul sekali, takut ada najis. bagaimana dengan berhati-hati dengan menjaga perasaan orang lain??? Jaga kolor saja susah apalagi jaga perasaan.....

Selanjutnya adalah waspada. Analoginya adalah begini. saat seorang suami memberi istrinya uang 500rb perbulan tiba2 memberi 1,5jt. Maka kewaspadaan membuat istri bertanya dari manakah 1jt lebihnya itu berasal. Seperti kewaspadaan saya ketika kenapa kita jadi sering mengaji dan berpuasa???hahaha... Padahal ini langka di hari-hari yang lalu (berbisik dalam hati lalu berkata "ingin ke ujung kulon dan wonosobo). Semoga bisa.

Akhirnya, pengajian ini akan segera berakhir. Ingin lama sebenarnya tapi berakhirpun begitu menggiurkan. Pengajian ditutup dengan kata keyakinan. Keyakinan akan apa yang kita perjuangkan, keyakinan akan apa yang kita minta pada Tuhan akan Ia kabulkan. Dan aku yakin akan bisa pergi ke ujung kulon dan wonosobo bulan ini sambil menyelesaikan mengerjakan papan panjat dan skripsi sekaligus. Keyakinan ini yang membuat kita tidak pernah terputus dari rahmat Tuhan. dan Engkaulah yang membuat setiap harapan menjadi kenyataan dari apa yang saya usahakan. Kami maksudnya karena ini menyangkut banyak orang ternyata.

Panjang sekali......
Tapi harus kusimpulkan sesuatu. Kata kuncinya adalah rasa menerima, hati-hati, waspada dan yakin. Apa yang bisa disimpulkan dari kata-kata ini???(menjerit dalam hati penuh bimbang dan kebingungan).

Takwa itu adalah ketika saya beribadah pada Tuhan demi kebaikan saya dan dunia. Kebaikan saya dan dunia di dapat apabila dia berkenan....

Takwa itu ketika saya menerima apa yang Tuhan berikan tanpa mencaci. Takwa itu ketika berjuang tanpa memaki.

Takwa itu seperti sekarang ini. Tetap bersyukur dengan apa yang saya punyai. Tetap beribadah seadanya tapi tanpa mengubur asa untuk pergi ke ujung kulon dan wonosobo dan semua yang kuinginkan nanti. Berjuang dengan semua yang saya miliki. Dan waspada siapa tahu ada yang ngasih duit nanti.

Takwa itu seperti sekarang ini. Mengagumi wanita yang belum layak saya sanding. Menyimpannya dalam hati. Manjadikkannya Inspirasi. Bersyukur karena bisa mendorong saya mengaji. Kutunjukan semua agar terjadi resonansi di dalam hati. Waspada terhadap respon yang terjadi. Dan semoga Tuhan berkenan ia ku imami.

Hahahaha....

lalu apakah saya sudah bertakwa? Saya tidak yakin...(menjadi bingung).

Hahahahaha......

Takwa seperti menjadi horison antara kekuatan manusia dan kekuatan Tuhan.

Dan takwa akan kita gapai lagi, lagi dan lagi. Semoga saja.
Eureka!!!!!
Asalamualaikum...

Pulang dengan senyum namun masih ingin lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar